PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin dan Universitas Bosowa melakukan perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) dalam bidang tridarma perguruan tinggi.
Penandatanganan perpanjangan MoU tersebut dilakukan oleh Rektor Unhas (Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc) dan Rektor Universitas Bosowa (Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si). Penandatangan berlangsung di Balai Sidang Universitas Bosowa, pada Senin (18/12).
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Bosowa menyampaikan terima kasih atas kesetiaan dan dedikasi Unhas selama menjalin kerja dalam mencapai berbagai pencapaian yang membanggakan.
Tantangan di dunia pendidikan terus berubah, sehingga perpanjangan MoU ini sangat penting sebagai langkah untuk tetap relevan, responsif, dan memiliki dampak positif pada masyarakat.
“Kami yakin, dengan semangat kolaboratif dan sinergi antara Unhas dan Universitas Bosowa, dapat terus berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang tidak hanya mencetak sarjana yang berkualitas, tetapi juga membentuk karakter yang tangguh dan berintegritas,” jelas Prof. Batara.
Dalam sambutannya, Prof. JJ, Rektor Unhas, mengungkapkan apresiasinya terhadap kerjasama jangka panjang antara Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Bosowa.
Baginya, perpanjangan kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran kampus di Sulawesi Selatan dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kerjasama ini bukan hanya sekadar tanda kesetiaan antar-lembaga pendidikan, melainkan juga sebagai komitmen bersama untuk terus mendukung pertumbuhan dan berkembangnya potensi akademis, riset, dan inovasi di daerah ini. Dengan semangat kolaboratif ini, diharapkan peran pendidikan tinggi di Sulawesi Selatan akan terus berkembang dan memberikan kontribusi maksimal bagi kemajuan daerah dan bangsa,” jelas Prof. JJ.
Lebih lanjut, dalam penyampaian materi kuliah umum, Prof. JJ menegaskan relevansi peran dan tantangan pendidikan tinggi dalam menghadapi visi “Indonesia Emas 2045”. Beliau menjelaskan bahwa di era disrupsi, terdapat tiga tantangan utama yang perlu diatasi guna memastikan kontribusi pendidikan tinggi dalam mencapai cita-cita besar tersebut, yakni Era Revolusi Industri 4.0, Era Perubahan Iklim, dan Pandemi Covid-19.
Prof. JJ menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 menuntut pendidikan tinggi untuk mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan teknologi.
Sementara itu, perubahan iklim memerlukan peran aktif perguruan tinggi dalam pengembangan solusi berkelanjutan dan pemahaman terhadap dampak perubahan lingkungan. Di tengah tantangan global tersebut, pandemi Covid-19 menjadi ujian adaptasi dan inovasi dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dan penelitian.
Dengan pemahaman mendalam tentang ketiga tantangan ini, Prof. JJ mengajak seluruh komunitas akademika untuk bersama-sama menghadapi dan mengatasi perubahan zaman. Ia meyakinkan bahwa melalui upaya kolaboratif, pendidikan tinggi akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang emas pada tahun 2045. (*)