PELAKITA.ID – perayaan 110 Tahun Injil Masuk Toraja (IMT) dipusatkan di dua Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.
Pada puncak perayaan yang digelar di Toraja Utara tepatnya di Tongkonan Sangulele, Toraja Utara, Rabu, (15/03/2023). Hadir ribuan warga dari berbagai klassis.
Ada beberapa rangkaian kegiatan digelar di antaranya penataan objek wisata Salib Singki melibatkan ratusan pemuda, pemuda lintas agama dan dedominasi gereja.
Selain itu juga digelar program bedah 110 rumah juga menyasar semua masyarakat yang belum memiliki rumah layak huni.
Perayaan Injil Masuk Toraja mengambil momentum peristiwa baptisan pertama, pada tanggal 16 Maret 1913 di Makale, Kabupaten Tana Toraja.
Menurut Ketua Umum Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja, Pendeta Dr. Alfred Anggui, M.Th sebelum peristiwa baptisan itu, sebenarnya dimulai dari sekitar tahun 1908. Ketika pemerintah Hindia Belanda membuka sejumlah sekolah-sekolah pemerintah.
Sejumlah guru dari Maluku dan Timor datang ke Toraja mendidik anak-anak di sekolah. Dari situ kemudian anak-anak itu bertumbuh, juga mengenal iman Kristen. Pendidikan formal seperti, belajar baca, tulis dengan segala macam ilmu lainnya diajarkan di sekolah.
Hal ini kemudian disebut sebagai momentum terjadi satu lompatan besar dalam perubahan peradaban masyarakat Toraja.
Baptisan pertama itu melibatkan pendeta Jonathan Kelling yang ada di Bantaeng dari Gereja Protestan Belanda. Kemudian datang ke Toraja untuk melakukan baptisan pertama di kota Makale, waktu itu 16 Maret 1913.
Setelah itu, secara bergantian sejumlah misionaris datang ke Toraja. Beberapa nama seperti AA. van de Loosdrecht, D.C. Prins.
(Dari berbagai sumber)