PELAKITA.ID – Prof Andi Iqbal Burhanuddin, guru besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin menuliskan perspektifnya terkait proses dan hasil pemilihan Rektor Unhas dari sudut keterlibatan Menteri Nadiem Makarim.
Seperti apa muaranya ke mana? Yuk simak.
Perhelatan akbar Rapat Paripurna Terbuka dalam rangka Pemilihan Rektor Unhas Periode 2022-2026 telah usai digelar. Hasil pemilihan 16 Anggota Majelis Wali Amanat yang memiliki masing-masing 1 suara dan 9 suara dari Mas Menteri menempatkan Prof Jamaluddin Jompa sebagai peraih suara terbanyak (11) menyusul Prof Budu (9) dan Prof Farida Patittingi (5).
Ketua MWA Unhas, Komjen Pol (Purn) Dr. H. Syafruddin M.Si dalam kesempatan sambutannya usai pemilihan mengapresiasi kepada seluruh panitia seleksi atas pelaksanaan proses pemilihan yang telah berlangsung dengan sangat baik hasilnya pun obyektif dan tidak ada intervensi dari pihak manapun.
Meski demikian, masih juga menyisakan pertanyaan segelintir orang di sela-sela setiap perbincangan, ke mana 9 suara dukungan Mas Menteri yang bobotnya cukup tinggi, 35 persen itu.
Dari angka perhitungan hasil pemilihan dari 25 jumlah suara muncul beberapa spekulasi. Pertama, sembilan suara Mas menteri dibagi, setiap kandidat mendapatkan 3 suara dan 16 suara MWA lainnya terpencar ke seluruh kandidat.
Kedua, sembilan suara Mas Menteri diberikan semua ke Prof Budu yang artinya tak mendapatkan satupun dukungan suara dari Anggota MWA lain.
Spekulasi terakhir adalah 11 suara yang terkumpul dan menjadikan Prof Jamaluddin Jompa memiliki suara terbanyak yakni gelondongan 9 suara Mas Menteri ditambah hanya 2 suara dari Anggota MWA lain.
Menghadapi realitas yang tidak sama dengan harapan dalam suatu kompetisi memang bukan sesuatu yang menyenangkan, terkadang rasionalitas dilawan dan nalar ditinggalkan.
Sebuah artikel menarik di Psychology Today menggambarkan sebuah kekalahan atau kegagalan seperti kepala Janus dalam mitologi Romawi.
Janus digambarkan dengan dua wajah, menghadap dua arah berbeda. Disebutkan bahwa satu wajah memandang masa lalu, sedangkan wajah lainnya memandang masa depan.
Kekalahan bisa dipandang sebagai sebuah tantangan dan jalur untuk lebih maju, tapi di sisi lain, kegagalan adalah Lucifer yang mengajak kita untuk masuk ke neraka yang lebih dalam.
Menghitung berapa dan ke mana bobot terbesar 35 persen berlabuh suara Mas Menteri itu hanya menghabiskan energi.
Terpilihnya satu dari sekian banyak kandidat terbaik yang akan menakodai Unhas periode 2022-2026 bukan kemenangan pribadi calon kandidat, melainkan kemenangan semua pihak.
Kemenangan itu adalah kemenangan Unhas sendiri sebagai kampus yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan demokrasi.
Dalam kaleidoskop Unhas 2021, capaian demi capaian telah hadir sebagai bukti bahwa Unhas telah berada pada jalur yang sesuai dalam upaya meningkatkan reputasinya di tingkat internasional.
Tahun 2021, untuk pertama kalinya Unhas memperoleh pengakuan formal sebagai universitas kelas dunia dari 2 lembaga pemeringkatan PT dunia.
THE (Times Higher Education) menempatkan Unhas pada peringkat 79 dunia, peringkat 10 Asia, dan peringkat 2 nasional terhadap pencapaian 17 tujuan Sustainable Developement Goals (SDGs) serta mendapatkan predikat kelas dunia dari QS (Quacquarelli Symonds).
Dari THE World University Ranking (THE WUR) 2022, Unhas pertama kalinya juga bisa menembus kualifikasi sebagai universitas kelas dunia. Predikat tersebut adalah sebuah hasil dari perjuangan panjang yang Unhas lakukan untuk memenuhi mandat dan visi sebagai World Class University.
Tanggal 28 April 2022 mendatang akan menjadi hari bersejarah dimulainya kepemimpinan baru rektor terpilih Unhas periode 2022-2026.
Energi baru untuk rektor baru menakhodai Unhas sebagai Perguruan Tinggi dinamis dan progresif diharapkan mampu menyiapkan masa depan mahasiswa dan bangsa Indonsia dalam rangka mewujudkan daya saing bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Baraya, 2 Februari
Editor: K. Azis