“Mewakili keluarga besar IKA Smansa 89, kami siap jika ada pihak lain atau kelompok masyarakat yang ingin memperoleh penjelasan atau pelatihan seperti ini.”
Ustadz Kurniawan Jaya (pengurus Masjid Ar Rasyid Smansa 89 Makassar)
PELAKITA.ID – Keluarga besar IKA Smansa 89 Makassar menggelar pelatihan penyelenggaraan dan penanganan jenazah di Masjid Ar Rasyid Smansa 89 Makassar, (12/6/2021). Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Pengurus Masjid Ar Rasyid Smansa 89 dengan pengurus IKA Smansa 89 Makassar.
Kegiatan diikuti oleh perwakilan masyarakat Kampung Cedde, pengurus, pekerja masjid, kelompok perempuan maupun pria yang selama ini telah menggunakan Masjid Ar Rasyid Smansa 89 sebagai rumah ibadah dan kerja-kerja sosial keagamaan mereka.
Menurut ketua IKA Smansa 89 Makassar, Andi Nasrun Tahir, pelatihan ini sebagai wujud tanggungjawab sosial dan keagamaan alumni Smansa Makassar terutama angkatan 89 yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga dalam penanganan jenazah.
“Ini bukan hanya berguna untuk warga Cedde tetapi alumni Smansa yang bisa saja hingga saat ini belum paham prinsip, praktik dan penyelenggaraan jenazah ini,” kata Andi Nasrun di lokasi kegiatan.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada narasumber Ustadz Kurniawan Jaya yang telah menyiapkan dan memfasilitasi proses kegiatan ini.
“Kepada Pengurus Masjid Ar Rasyid Smansa 89 Makassar, kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan selama proses kegiatan ini. Terkhusus sukarelawan dan alumni Smansa 89 Makassar yang telah ikut membantu kegiatan hingga selesai,” imbuhnya.
Selama proses acara, Ustadz Kurniawan memberi penjelasan tentang dasar penyelenggaraan jenazah, proses persiapan alat dan bahan seperti gunting hingga kain kafan. Penentuan jumlah lembar kain kafan, teknik mengikat, membungkus, hingga pemandian jenazah.
Ustadz Kurniawan juga menyebut adanya fleksibilitas selama penanganan jenazah tetapi yang pokok adalah bagaimana memastikan terpenuhinya unsur-unsur kebersihan jenazah.
“Kalau misalnya ada yang ingin menggunakan kain ihram bekas pemakaian di Mekkah, karena yang bersangkutan ingin dikenakan itu, silakan saja tetapi pastikan itu sebisa mungkin diletakkan paling atas dari sekian lapis kafan,” katanya.
Kegiatan ini menurut ustadz Kurniawan sangat penting dan mendasar terutama bagi alumni yang misalnya dalam perjalanan, atau sedang berada di wilayah-wilayah dengan kondisi terbatas alat dan bahan.
“Pelatihan ini memberi kita penjelasan bagaimana seharusnya proses, ketentuan dan cara atau praktik penyelenggaraan jenazah yang dianjurkan oleh agama Islam,” katanya
“Mewakili keluarga besar IKA Smansa 89, kami siap jika ada pihak lain atau kelompok masyarakat yang ingin memperoleh penjelasan atau pelatihan seperti ini,” pungkas Ustadz Kurni yang juga pengurus Masjid Ar Rasyid Smansa 89 Makassar ini.
Apa yang digelar oleh keluarga besar IKA Smansa 89 Makassar ini diapresiasi oleh alumni yang hadir. Taswin Munier warga Jakarta Timur yang hadir bersama ayahnya, Munier Day, menyebut apa yang dilakukan ini sangat relevan dengan kebutuhan alumni terutama yang muslim.
“Bayangkan saja, kita ada di daerah jauh, terpencil, atau serba terbatas. Tiba-tiba ada kolega atau warga Muslim meninggal. Pertanyaannya, jika hanya ada kita dan beberapa orang saja di situ, apakah kita semua sudah tahu cara penyelenggaraan jenazah itu?” tanya Taswin, yang mengaku pernah mendapat situasi serupa di Kota Melbourne Australia.
Pelatihan berlangsung lancar dari pukul 10.00 hingga 15.00 Wita dan dikuti tidak kurang 30 orang peserta.
Penulis: K. Azis