PELAKITA.ID – Yayasan BaKTII telah berinisiatif untuk mengantisipasi era kebiasaan baru dengan menyiapkan studio mini multicam. Sebuah pencapaian yang amat progresif di era pentingnya informasi dan inspirasi dari Timur Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Ancoe Amar, praktisi dan akademisi Institusi Kesenian Jakarta terkait inisiarif dari salah satu LSM terpandang yang berbasis di Makassar ini.
“Senang bisa menjajalnya pertama kali dengan berbagi ilmu buat Program MAMPU – BaKTI,” sebutnya.
“Terima kasih rekan-rekan di Makassar, Maros, Pare-pare, Toraja, Kendari, Belu dan Ambon, bisa bertukar inspirasi hingga berakhirnya kegiatan ini beberapa hari ke depan,” kata Ancoe yang telah memanfaatkan fasilitas yang ada selama masa pelatihan yang digelar BaKTI.
Pelatihan tersebut adalah Pelatihan Pembuatan Vidoe Tutorial yang diselenggarakan oleh Proyek MAMPU – BaKTI yang berlangsung antara tanggal 4 dan 5 Agustus 2020.
Pelatihan berikutnya menyasar peserta dari lokasi seperti Toraja, Kendari, Belu dan Kota Ambon pada 6 hingga 7 Agustus.
Salah seorang anggota tim Program MAMPU, Lusia Palululngan, pelatihan ini ditujukan untuk mitra program MAMPU dan jaringan BaKTI. “Umumnya teman-teman NGO, CSO dan Pemda,” jelasnya.
MAMPU adalah kemitraan Pemerintah Australia (DFAT) dan Pemerintah Indonesia (BAPPENAS) yang bertujuan untuk meningkatkan akses perempuan miskin Indonesia terhadap layanan penting dan program pemerintah, dan mendukung pencapaian target-target tujuan pembangunan berkelanjutan yang terkait.
Program MAMPU yang dikelola oleh BaKTI bekerja melalui anggota parlemen, kelompok konstituten, dan masyarakat sipil yang mendukung isu gender dan pro poor untuk mempercepat reformasi kebijakan yang terkait dengan 6 tema, yaitu membuka akses perempuan miskin kepada program perlindungan sosial pemerintah,
Kedua, membuka akses perempuan kepada pekerjaan dan menghapuskan diskriminasi di tempat kerja. Ketiga, meningkatkan kondisi tenaga kerja perempuan ke luar negeri,
Keempat, meningkatkan kepemimpinan perempuan untuk kesehatan reproduksi yang lebih baik, Kelima, meningkatkan kepemimpinan perempuan untuk mengurangi kekerasan terhadap perempuan, Keenam, bekerja sama dengan parlemen.
Hasil yang diharapkan dari Program MAMPU – BaKTI ini adalah anggota parlemen menjalankan fungsi-fungsinya untuk melahirkan kebijakan yang pro-poor dan responsif gender.
Kedua, kelompok konstituen dan perempuan miskin mengakses layanan publik yang berkualitas secara aktif dan ketiga, masyarakat sipil sebagai aktor perubahan menggerakkan advokasi kebijakan untuk mendorong pemerintah dan DPRD membuat kebijakan yang pro-poor dan responsif gender.
Proyek ini menggunakan dana dari DFAT Australia melalui Cowater dengan wilayah kerja mewakili Sulawesi Selatan (Kabupaten Bone, Parepare, Maros & Tana Toraja); Sulawesi Tenggara (Kota Kendari); Maluku (Kota Ambon); NTT (Kab. Belu); NTB (Kota Mataram dan Kab. Lombok Timur).