PELAKITA.ID – Sekitar sepuluh tahun lalu, penulis bersama peneliti asal Jepang. Puan Shimoda. silaturahmi ke Kantor Dinas Kesehatan Dinas Provinsi Sulawesi Selatan, di sekitar Daya.
Seorang pria berkulit putih, rambut rapi, berbaju putih menyapa dengan senyum khasnya.
”Saya juga di Gowa, tinggal di Sungguminasa,” katanya saat tahu kalau penulis tinggal di Tamarunang Gowa. Nada suaranya pelan, terukur, gambaran ketenangan dan kematangan.
Pertemuan nan asik, memberi kesan betapa luasnya wawasan Sang Dokter yang kemudian dikenal sebagai Dokter Toba’ itu. Shimoda senyum simpul saat bercerita tentang proyek Prima Kesehatan.
Dia cerita pengalamannya keluar negeri, tentang kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency, tentang studi banding, dan sejumlah program-program kesehatan inovatif Sulsel.
Betapa menyenangkannya bisa bertemu pejabat eselon tiga yang ramah, senang berdiskusi dan yang tak kalah menarik – punya intonasi suara datar, pelan. Terkenang suaranya yang serak halus.
Pertemuan berikutnya berlangsung beberapa kali. Rupanya, pria bernama lengkap dr Andi Mappatoba, M.H, M.B.A, DTAS ini alumni SMA Negeri I Makassar. Dia angkatan 85 atau empat tahun di atas penulis.
Tentang angkatan 85 ini, sejumlah senior yang punya jabatan bagus di level provinsi penulis kenal dan beberapa kali berinteraksi. Sebutlah Andi Yaqkin Padjalangi, dr Ichsan Mustari, Bupati Bulukumba Andi Utta dan istinya, Andi Herfida Attas, Rahman ”Puang Iccu’ Rizal Sapada, hingga Prof Cido, Kak Warno, Isra’, hingga Sang Ketua Sepanjang Masa Arief ’Wolf’ Lantara.
Mereka senior-senior yang baik hati, pengayom dan pelindung, mereka selalu aktif berjejaring melalui IKA Smansa Makassar, termasuk Dokter Toba’ (dibubuhi tanda petik).
Setelah pertemuan di Dinkes itu, pertemuan berlangsung di sejumlah kegiatan IKA Smansa bertahun kemudian, pada yang dihelat pengurus pusat IKA Smansa.
Mappatoba adalah pamong kepercayaan sejumlah kepala pemerintahan tinggat Sulsel. Dia kerap mewakili Gubernur Sulawesi Selatan baik semasa SYL, hingga Pj Gubernur Bachtiar untuk membuka acara atau menyampaikan sambutan resmi sehingga kerap bertemu dia dan saling sapa.
Sebagai Dokter, dia banyak memperoleh mandat memimpin organisasi kesehatan, selain sebagai Kabid di Dinkes sekitar sepuluh tahun lalu itu, dia juga terdaftar sebagai Direktur sejumlah rumah sakit daerah. Tanda, bahwa dia memang punya kompetensi dan kemampuan managerial yang bisa diandalkan.
Dia adalah staf ahli Gubernur bidang Pemerintahan Sulsel. Dia pun pernah sebagai Direktur RSUD Haji.
Sekitar dua bulan lalu, penulis dan seorang kawan jurnalis sekaligus Ketua JOIN Takalar Emal Situru, bertemu dengannya di Warkop Sija Syekh Yusuf Sungguminasa. Pertemuan tak terencana tapi begitu bermakna.
Belakangan penulis menyadari sosok kelahiran tahun 1967 ini tak terlalu senang difoto dan di-share ke ruang publik, tapi entah mengapa kala itu, dia malah yang minta difoto.
Kami berbincang hangat, ditemani kopi dan ubi goreng Sija, ini perbincangan yang paling lama yang penulis catat dengannya.
Dia bahkan mengajak kerjasama memanfaatkan ruangan lantai dua Sija itu untuk kegiatan-kegiatan pertemuan sosial, apapun, untuk kebaikan.
Emal dan penulis langsung berpikir untuk bisa menggunakan lantai dua ini untuk bincang-bincang Pilkada Gowa, tentang kaum muda dan preferensi pemimpinnya.
”Naikmaki lihatki Dg Nuntung, siapa tahu cocok,” kenang penulis terkait ajakan pria berkulit putih, kerap tampil rapi jali, dan rendah hati ini.
Begitulah Dokter Toba’, meski mengaku tidak ambisius menjadi pelaku usaha, dia senang melihat warkop seperti Sija bisa tetap eksis dan menjadi tempat ngumpul di kota yang dicintainya, Sungguminasa.
”Ini usaha kecil-kecilan bagi anak-anak untuk siapkan masa depannya.” Ucapnya kala itu.
Penulis pernah buat artikel tentangnya, perihal profesi, latar belakang pendidikan, keluarga dan harapan-harapannya tentang Gowa, tentang Sulsel meski kemudian urung dirilis.
”Janganmi di-publish, masih suasana menyambut Pilkada, tentang Warkop Sija-mo,” pinta Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi ini.
Hingga kabar duka itu tiba, pada Selasa, 16 Juli 2024. Berita duka itu sempat penulis cek ke Prof Cido, dan benar adanya.
Selamat Jalan Kanda Dokter Toba’, Surga tempatta.
Tamarunang, 18/7/2024
Denun
____
Ki-ka, dr Toba’, Emal, Denun di Sija Syekh Yusuf Sungguminasa