PELAKITA.ID – Sang Anak Lorong baru saja tiba dari Pulau Dewata setelah mendampingi Presiden Joko Widodo pada World Water Forum 2024.
Dia nampak konfiden, berjaket oranye nyaris merah kala datang ke Kantor DPD Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional, Kamis, 23/5/2024.
Hadirnya Danny di Bali bareng Jokowi pada pekan ini laksana sinyal bahwa DP terus bersinar meski pencapaian elektoral partainya PDI Perjuangan tak signifikan pada Pilpres dan Pileg lalu.
“Ini sinyal bahwa Joko Widodo masih percaya kekuatan Danny Pomanto.” Begitu tulis media.
“Bukan semata mewakili Kota Makassar di ajang dunia WWF 2024 itu, tetapi bukti trust dan ekspektasi Jokowi pada peran penting DP ke depannya.”
Begitulah, Danny disebut sukses meniti transisi kepemimpinan nasional dan regional, lokal, dengan baik, tanpa riak, tanpa luka bagi siapapun. Konsekuensinya, dia mungkin hanya akan menjadi duri bagi pesaing politiknya jika momentum ‘greenlight’ akan terus berpihak ke DP jelang Pemilukada itu.
Sukses sebagai dirigen kemenangan Kotak Kosong pada Pilwakot Makassar lalu, serta sukses meniti Pileg dan Pilpres 2024 berdenotasi positif pada sosoknya sebagai tokoh politik berpengaruh di jantung Sulawesi Selatan: Makassar.
Selain DP, ada sosok Andi Sudirman Sulaeman (ASS), Gubernur sebelumnya yang disebut punya kekuatan besar menuju Pilgub, bukan semata karena pengalaman di Pilgub tetapi karena dia adik Mentan Andi Amran Sulaeman yang punya pengaruh besar.
Betapa menariknya jika keduanya head to head. Lalu apa yang mesti ‘diamankan’ agar pada hajatan Pilgub itu keduanya maju?
Pertama tentu saja, partai pengusung. Partai pengusung untuk Andi Sudirman Sulaeman sepertinya sudah mengerucut. Hampir pasti Nasdem dan Gerindra akan mengusung Pasangan Andi Sudirma Sulaeman – Fatmawati Rusdi.
Nasdem pun sudah santer bahwa mereka tidak akan mengusung Rusdi Masse sebagai gubernur, malah dikabarkan akan memberi karpet merah untuk istri Sang King Maker itu bersama Sudirman.
Jika seperti itu arah dan korelasinya, maka Danny idealnya dengan siapa?
Indah? Adnan, Taufan Pawe, atau siapa? Sebelum menanggapi itu, ada baiknya membaca konstalasi partai dan siapa saja yang telah membenamkan diri untuk serius menyambut dan berpartisipasi di Pilgub.
Per pekan ketiga Mei 2024, Danny telah mendaftar sebagai Bakal Calon Gubernur Sulawesi Selatan 2024-2029 pada tujuh partai politik. Mereka adalah PDI-P, Hanura, PKB, Demokrat, PAN, PPP, lalu PKS.
Hanya Demokrat?
Dari partai-partai itu, hemat penulis, hanya ketua DPD Demokrat yang secara terbuka menyuarakan aspirasi untuk mengusung kader sebagai Gubernur Sulsel. ‘Solusi untuk Sulsel’ adalah jargon mereka melalui ketuanya Ni’matullah Rahim Bone alias Ulla.
Ambil contoh pembanding, di Golkar, tak ada lagi poster atau baliho anyar untuk sekadar menunjukkan bahwa Taufan Pawe akan maju Pilgub, juga Rusdi. PAN apalagi PDI.P.
Bisa jadi, seperti Taufan dan Ridwan Wittiri, karena fungsinya memang lebih cocok untuk menjadi jangkar partai di DPR Ri. Jika ada Indah Putri Indriani, sepertinya akan kesulitan untuk dapat wildcard dari petinggi Golkar.
Sesuai pembacaan penulis, sejauh ini hanya Ni’matullah yang berani secara terbuka dan merupakan ketua DPD partai apalagi bersuara nyaring tentang ‘gagasan solutif dari corong kandidat’
Selain mengusung tagline ‘Solusi untuk Sulsel’ itu, sosok yang akrab disapa Ketua Besar itu juga aktif menyuarakan perlunya pemimpin yang punya ide, berpengetahuan, yang punya solusi serta memahami potensi, tantangan dan konstalasi sosial politik kawasan di Sulawesi Selatan.
Pengalamannya sebagai wakil ketua DPRD Sulsel, akuntan, aktivis kampus, dan paham hakikat perencanaan pembangunan daerah, adalah bonus kompetensinya dan merupakan basis untuk sejumlah loncatan-loncatan ide solutif seperti keadilan anggaran wilayah, pengendalian cash flow pembangunan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan.
Apapun itu, dengan ikhtiarnya itu, Ni’matullah kini muncul sebagai sosok yang ingin Pemilukada Gubernur Sulsel yang jauh dari praktik banal jual beli suara.
Dia ingin ada arena “Politik Gagasan” yang genuine, atau, mestinya figur tokoh yang punya solusi untuk masalah-masalah kontekstual Sulsel yang perlu didorong untuk bisa didapuk jadi kandidat 01 atau 02.
Tantangan atau masalah apakah itu? Bisa misalnya tentang kesan terbatasnya sumber daya pembangunan Sulsel. Tentang kesan bangkrut sebagaimana dipantik oleh Pj Gubernur sebelumnya, tentang beban hutang Pemprov yang disebut hampir 2 triliun.
Hutang yang menggerus potensi keuangan daerah yang semestinya untuk membiayai pembangunan namun ternyata harus disedot membayar hutang.
Hutang yang semestinya bisa diasumsikan sebagai modal usaha dan ada return namun dalam kenyataannya ada beberapa program mercusuar pasangan gubernur sebelumnya yang mangkrak atau tidak berlanjut, dari urusan Rest Area, perampungan jalur kereta api, budidaya perikanan offshore hingga pembangunan Stadion Mattoangin.
Selain gambaran persoalan seperti itu, ada indikasi stagnasi pertumbuhan ekonomi daerah, ada kesan bahwa sumber daya pembangunan daerah belum menyentuh sejumlah isu-isu krusial seperti pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, UMKM hingga peningkatan nilai tambah komoditi.
Belum lagi kian lebar dan langgengnya disparitas kawasan, Jeneponto, Pangkep dan Selayar kian miskin, sementara Makassar, Parepare, Palopo, hingga Lutim kian kaya.
Pendek cerita, jangan sampai dampak pelaksanaan Pilpres dan Pileg yang diguyur dana besar terulang, tentang indikasi money politic yang hebat dan bisa menjegal calon kompeten. Di sisi lain, calon pemimpin berbasis partai justru menganggapnya tak lagi penting untuk punya agenda setting perubahan.
Begitulah, jika tujuh partai yang telah dilabuhi DP itu belum semuanya menyatakan sikap terbuka untuk mendorong kadernya untuk maju Pilgub, kecuali Demokrat. Jadi, DP – Ulla untuk Pilgub Sulsel 2024 sementara di sisi lain ada AS dan Fatma.
Peluang pasangan pertama sepertinya sangat besar dan terterima oleh organisasi masyarakat sipil, media, penggiat sosial kebudayaan dan milenial.
Bisa jadi kenyataan jika poros ini sukses bernegosiasi dengan partai kuat lainnya seperti Golkar. yang sedang berbahagia lantaran dua pilarnya Taufan Pawe dan Nurdin Halid lolos ke Senayan.
Lalu, apa bargaining yang bisa muncul dari poros dengan Golkar ini?
Apalagi kalau bukan Golkar melalui Taufan Pawe bulat tekad mengusung Danny sementara mesin-mesin politik DP di Makassar legowo mendukung pilihan Golkar maju di Pilwakot Makassar. Bisa Kosong Satu, bisa juga Kosong Dua. Jangan lupa untuk menghitung sosok Indira Jusuf Ismail, istri DP.
Sosodara, Jika DP – Ulla untuk Pilgub Sulsel dan juga mendapat restu Golkar plus partai pendukung lainnya, siapa figur dari Golkar yang mumpuni dan firm dengan gerbong Danny yang berpengalaman sebagai jawara di Pilwakot Makassar itu?
Denun, Panakukang, 24/5/2024