PELAKITA.ID – Albert Einstein pernah bilang perbedaan antara kebodohan dan jenius adalah bahwa jenius punya keterbatasan.
Tapi tidak pada Agus Amri. Dia adalah pengecualian, dia genius.
Dia overlimit, dia advokat, ramah, jenaka dan tidak pernah marah di tengah kekuatan percaya dirinya sebagai anak bangsa. Teristimewa, untuk penulis, dia punya gudang peluru joke yang luar biasa.
Setidaknya itu kesan penulis. Jangan di-geaki.
Dia pengccualian di antara garingnya dunia peradvokatan yang cenderung dianggap penuh konflik dan saling sikut.
Dia oase baru di ranah pembelaan hukum dengan joke dan istilah-istilah yang riang gembira.
Seperti tak ada susah, tak ada api dalam sekam profesinya meski godaan sungguh seabrek, dia mengakui itu.
Sungguh, namanya belakangan ini harum mewangi, santer disebut sebagai salah satu advokat hebat dan bermasa depan indah dari kawah candradimuka Fakultas Hukum Unhas di Tamalanrea.
Begitulah. Hari Minggu bersama Agus Amri di Hometown Kopizone Makassar adalah berkah, inspirasi, dan keseruan inspiratif. Ibarat penonton, pengagum, Pelakita.ID histeris saat melihat sosok ini hadir di warkop itu.
Inilah momen yang sudah lama dinantikan itu.
Kesan pertama melihatnya, ada gumamam: Tak salah jika ada banyak pihak yang menyebut advokat alumni Fakultas Hukum angkatan 95 ini adalah bintang baru advokat Indonesia. Lupakan dulu Hutapea, Sitompul atau Kaligis.
Kesan penulis, dia sungguh jenius dengan humor dan tak garing dalam menawarkan kebaruan dan hal-hal berbeda.
Siapa Agus, apa saja sepak terjangnya hukumnya?
Bikin apa saja dia di Fakultas Hukum Unhas, hingga tergembleng begitu apik? Sebegitu tangguh? Hingga banyak kaum Hawa eh mitra satu per satu mengantri bertekuk lutut untuk ditanganinya?
“Tak bermaksud sombong kanda, bacamaki sipiku,” kata dia sembari mengagkat betisnya ke bangku warkop.
Latar belakang pendidikan
Agus mengasah otak kiri kanannya di SD Negeri Melayu Muhammadiyah Makassar antara tahun 1983 hingga 1989.
Otak terus diasah hingga ke SMP Negeri 7 Makassar. SMA Negeri 4 Makassar menjadi labuhan berikutnya dan menghantarnya masuk ke Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, kampus Merah, kampus terpandang se-Indonesia
“Saya masuk Unhas tahun 1999,” katanya ke Pelakita.ID.
“Tahun 2002 saya terpanggil untuk menggenapkan gelar Magister Hukum Universitas Balikpapan. Tuntas di 2020,” kata dia.
Pria semampai sekira 170 bersih kelahiran Makassar ini dengan gairah perjuangan pantang mundur ini mengaku selalu tertantang pada isu-isu hukum perdata, bahkan pidana.
Pria sejati yang di darahnya mengalir gen Bugis ini mengaku bangga sebagai ‘Anak Makassar’ yang bisa meniti hidup di Rantau bersama kolega, alumni dan sanak keluarga Sulawesi di Balikpapan.
Dia termasuk tipe pria yang tidak menyia-nyiakan Tallu Cappa’na untuk sekolah, merantau, berlisan baik dan sedia menikah dengan juga perempuan aktivis Kohati Husnul Warnida yang apoteker.
Agus merasa dia butuh Perempuan cantik yang bisa meracik sejumlah sumber daya internal dan masa lalunya menjadi surga dunia akhirat. “istri saya juga aktivis kanda,” imbuhnya.
Agus kini idola jagat hukum kita, dia adalah advokat dan legal auditor.
Dia punya selera humor di atas rerata kelas Homo Sapiens, dia kini tinggal bersama keluarga di Sungai Nangka Balikpapan Selatan.
Jangan bertanya mengapa dia memilih Sungai Nangka bukan Sungai Pisang atau Salak, baginya Nangka adalah kenangan langka.
Sungai Nangka adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kelurahan ini dibentuk pada tahun 2012 dan merupakan pemekaran dari Kelurahan Sepinggan.
Di Sungai Nangka ide-ide pembelaan hukum, demokrasi dan perlindungan harkat korban atau klien beranak-pinak dalam pikiran Agus.
“Jadi sekali lagi, istri saya pernah Ketua Kohati Cabang, angkatan 96 Unhas apoteker,” imbuhnya.
“Saya cerita istri sebab, dia juga tahu betapa suaminya ini adalah superstar dengan sejumlah Perempuan cantik di sekelilingnya, berupako Hutapea!” ucapnya pas.
Mengulik masa lalu
Tentang masa lalu Agus di kampus, kita pantas berdecak kagum.
Semua linimasa pengorganisasian, predikat aktivis mahasiswa seperti Pengkaderan Mahasiswa Hukum (PMH) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Basic Training (LK I) Himpunan Mahasiswa Islam HMI, hingga Intermediate Training (LK II), Himpunan Mahasiswa Islam HMI Korkom Universitas Hasanuddin (1999) dia babat habis.
Belum lagi Pelatihan Skenario Building yang diadakan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasanuddin pada 2000).
Takdir baik menghantarnya jadi peserta pada Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara Kerjasama FH – UH dengan BPK – RI (2001).
Dia tak gaptek, dia pernah jadi peserta pada Pelatihan Operator Program Windows Perkantoran pada Lembaga Pendidikan Komputer Universitas Hasanuddin (2002).
Gilak dia juga jago widow eh Windows!
Banyak lagi pelatihan yang diikutinya yang disebutnya sebagai tangga meraih bintang kematangan kapasitas dan jejaring.
“Saya pernah ikut Pelatihan Human Rights Defender kerjasama University of Oslo – PBHI 2005, keren toh?” ungkapnya.
Dan masih banyak lagi, seperti Workshop penanganan Perkara Sengketa Pemilihan Umum di Mahkamah Konstitusi hingga Pelatihan Certified Legal Auditor pada CLAA Jakarta tahun 2015.
Tentang pengalaman di dunia kampus Unhas, kalau lihat rekam jejaknya, dia sungguh _kabarra-barra._
Dia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MAPERWA) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.
Dia Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin tahun 1998).
Belum puas? Dia juga menjadi Sekretaris Umum Lembaga Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LBHMI) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Makassar tahun 1998.
“Waktu itu saya sekretarisnya Pak Apli Mappabali,” kata dia. Apli kini bermukim di Samarinda dan merupakan Ketua IKA Unhas Samarinda.
Pengalaman di kampus itu menghantarnya pada kursi pengurus Majelis Sinergi Kalam – Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (MASIKA – ICMI) Orwil Sulawesi Selatan tahun 1999).
Agus pernah jadi Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi (PAO) HMI Cabang Makassar Timur (2000) serta Ketua Badan Pekerja Pembentukan Lembaga Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin (BP-PLMUH) tahun 2000.
Masih mau? Dia pernah jadi Ketua Dewan Etik Mahasiswa Universitas Hasanuddin (DEM-UH) (2001).
Dia bagian dari kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi (BADKO) Regional Sulawesi, dia kebagian posisi pada Departemen Politik, Hukum dan Keamanan (POLHUKAM) pada LSM SEKOCI INDORATU DPD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2003.
Dia koordinator Litigasi HAM pada Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Assasi Manusi (PBHI) (tahun 2004), koordinator Divisi Advokasi Litigasi pada LBH Mahakam Kalimantan Timur (tahun 2008).
Dia pun Koordinator Bidang Kampanye dan Pendidikan pada LARAS Kalimantan Timur tahun 2009).
Sekertaris Umum Asosiasi Auditor Hukum Indonesia (ASAHI) Provinsi Kalimantan Timur (2015).
Masih banyak gaes. Dia Wakil Ketua Bidang Hukum pada DPD KNPI Provinsi Mahakam Kalimantan Timur (tahun 2015). Hingga sekertaris Jenderal DPD Laskar Anti Korupsi (LAKI) Provinsi Kalimantan Timur (tahun 2018).
Sifat peduli, empati, penyayang membuatnya juga didapuk sebagai anggota Dewan Pembina Lembaga Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (LBH – KUMHAM) Kerjasama Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia (2018).
Kini, dia adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia (DPC – PERADI) Balikpapan Periode 2020 – 2025.
Pengalaman Kerja
Ini yang susah ditangkis. Dia pernah bekerja sebagai Asisten Notaris/PPAT pada Kantor Notaris/PPAT Syahrir Madeali, SH. di Makassar (2002 – 2003).
Dia paralegal pada Kantor Advokat Andi Wahyuddin Jalil dan Rekan di Jakarta (2003 – 2004). Dia mengurus Human Recources and Development Division Head Pada Prologistik Makassar (2004 – 2005).
Dia pernah Kepala Divisi Advokasi pada Lembaga Advokasi Masyarakat dan Hak Asasi Manusia (LarHAM) di Makassar (2005), Tenaga Ahli Penanganan Pengaduan pada Konsultan Manajemen Provinsi Sulawesi Selatan PKPS BBM IP di Makassar 2005 – 2006).
Dia Advokat Magang atau Paralegal pada Kantor Advokat Chaidir Hamid and Associates di Makassar (2006 – 2008). Dia advokat dan Legal Auditor pada Kantor AGUS AMRI & Affiliates di Kalimantan Timur (2008 – sekarang).
Bos pada Agus Amri and Affiliates
“Saat ini ada 24 advokat yang menjadi awak kantor kami di Balikpapan,” ungkapnya.
Mereka, lanjut Agus, datang dari berbagai kampus di NKRI. Ada dari Unhas, IAIN, dari Jawa, Kalimantan, Sumatera juga.
Pembaca sekalian, pasti penasaran, mitra atau klien Agus Amri siapa saja?
Lantaran royal kasih sayang, dia pun membagikan informasi perusahaan-perusahaan yang pernah dibantunya.
Mulai dari MCKINSEY & COMPANY (Multinational Management of Consulting), MAST MOBILE MEDIA Pvt,Ltd (Perusahaan Telekomunikasi India), PETROVIETNAM ENGINEERING JSE (Perusahaan Oil & Gas Vietnam) hingga E-CRANE, Ltd. (Perusahaan Jasa crane Belgia).
Bukan hanya itu termasuk DPP Golkar, KPU Kaltim, Bank Mandiri, Pelindo, dan lain sebagainya. Kalau disebutkan bisa mencapai ratusan. PERSIBA FC adalah salah satu yang juga dibelanya.
“Bentuk asistensi kami untuk korporasi, ada asistensi atau pendampingan. Lebih banyak ke pencegahan,” sebutnya.
Pertemuan Pelakita.ID dengan Agus Amri di Hometown Kopizone berbuah berkah dan hikmah. Dia traktir es leci dan sejumlah istilah atau joke.
Saat ditanya kasus apa yang membuatnya sedih hati, atau merasa nelangsa dan menderita. Dia menjawab diplomatis.
“Advokat itu harus melihat klien sebagai sama rasa, sama perihnya. Mau kasus tanah 1 hektar, atau sepuluh kali sepuluh, sakitnya pasti sama, kita hanya perlu berpihak dan membela hak-hak mereka,” ujar dia.
Tentang istilah atau joke. Dia jagonya.
“Kita ini kanda, adalah bagian dari Germo, gerakan moral untuk perbaikan Indonesia, demokrasi dan jejaring alumni,” kata dia.
“Kita tidak boleh jatuh pada lubang yang sama karena masih banyak lubang-lubang lain yang mengintai kita,” pungkasnya.
Saat artikel ini ditulis, Agus Amri sedang menghibur pengunjung Hometown Kopizone dengan sejumlah kidung, tak peduli, malam semakin larut, angin dingin mulai menggauli lutut.
Pembaca sekalian, masih bertanya mengapa ada jenius di judul artikel? Jenius patut disandang oleh mereka yang pandai membuat humor dan mencipta riang gembira. Titik!
Penulis: K. Azis