PELAKITA.ID – Penanganan moda transportasi massal di Sulawesi Selatan menarik perhatian masyarakat dan lembaga internasional. Tahun ini sekurangnya ada empat institusi prestisius yang fokus dalam mendorong perencanaan, pengembangan kapasitas dan studi kelayakan pembiayaan operasional koridor Bus Rapid Transit (BRT).
Hal ini merupakan cerminan dari permintaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang mengajak Pemeirntah Pusat dan lembaga pembangunan internasional untuk urunan dalam membangun sistem moda transportasi yang moderen, responsif isu lingkungan dan sosial di kawasan Mamminasata atau Metropolitan Makassar.
Beberapa proyek yang mengurusi transportasi massal iru seperti KIAT, Sutrinama Indobus, Urban Mobility Plan hingga GIZ Felicity yang didukung Pemerintah Jerman. Salah satu proyek yang telah memfasilitasi lahirnya peningkatan kapasitas untuk pemangku kepentingan adalah GIZ Felicity. Felicity singkatan dari Financing Energy for Low-Carbon Investment – Cities Advisory Facility.
Menurut Kamaruddin Azis, fasilitator GIZ Felicity untuk Sulawesi Selatan, tujuan fasilitasi proyek ini adalah untuk meningtkatkan kapasitas aparatur atau project promotors terkait perencanaan dan kemampuan penganggaran BRT sehingga siap menyusun proposal dan mengelola aset nantinya.
“Sejak tahun 2019, proyek GIZ Felicity membuka ruang, memberi pembelajaran tentang bagaimana proyek-proyek seperti BRT di seluruh dunia menjadi inspirasi bagi Sulawesi Selatan terutama kawasan Mamminasata dalam menjalankan BRT itu,” katanya.
“Kami fokus peningkatan kapasitas, setidaknya memahami bagaimana proses penyusunan proposal pembangunan BRT, bagaimana memahami dimensi dan aspek saja yang harus diperhatikan dalam pengelolaannya,” ujarnya.
Dia juga menyebut besarnya dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, melalui Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dalam memfasilitasi GIZ Felicity, demikian pula Wali Kota Makassar, Danny Pomanto yang komitmen dalam mendukung operasi BRT.
“Termasuk Bupati Gowa, Maros dan Takalar yang sangat responsif dalam meningkatkan kapasitas aparatur mereka untuk paham apa dan bagaimana BRT dijalankankan,” ucapnya.
Tim GIZ, menurutnya telah pernah bertemu Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
Berdasarkan paparan pada penutupan proyek GIZ Felicity yang digelar bersama GIZ Felicity, Bappenas dan mitra kerja dua Pemerintah yaitu Pemerintah Sulawesi Selatan dan Kota Batam via daring, Jumat, 24 Juni 2022, jelas sekali bahwa Pemerintah Pusat sangat serius mendorong munculnya inisiatif daerah untuk dapat mengakses pembiayaan pembangunan dan operasional bus.
Alin Pratidina perwakilan GIZ Felicity dalam paparannya menyebut bahwa Pemerintah Sulawesi Selatan telah memfasilitasi sebuah proses ‘feasibility study’ yang akomodatif, memberi ruang bagi pertimbangan aspek sosial dan kelembagaan dalam operasional BRT di Mamminasata. Baik aspek sosial maupun kelembagaan.
“Sudah ada European Investment Bank yang tetarik membiayai BRT di Mamminasata,” katanya.
Berdasarkan dokumen yang dibagikan oleh tim penyusun studi kelayakan BRT di Mamminasata diperoleh informasi kebutuhan pembiayaan mencapai 3 triliun. Ini untuk pembiayaan kontsruksi, pengadaan bus, bus station hingga manajemen dana dan informasi BRT.
Pihak EIB yang hadir dalam pertemuan tersebut menyatakan bersedia membantuk pemerintah Indonesia untuk memperoleh sistem transportasi hijau.
“Dana akan kami siapkan, ini demi komitmen mendorong transportasi massal hijau di Indonesia,” kata Maximilian Hegemes dari EIB. Apa yang disampaikan Hegemes ini merupakan cerminan dari isi dokumen studi kelayanan BRT di Mamminasata yang telah mendekati final.
Menurut Alin, selama tiga tahun, apa yang ditempuh GIZ adalah mengajak mitra seperti EIB untuk ikut membantu pemerintah daerah seperti Sulsel dan 4 kawasan Mamminasata untuk meningkat kapasitasnya dalam pengelolaan BRT ini.
Dia juga menyampaikan terima kasih sebab Pemerintah Provinsi Sulsel terus berkomitmen untuk mengkoordinasikan, mengawal dan meningkatkan kapasitas aparatur di Mamminasata terkait BRT ini.
“Sudah pernah dibuat SK Project Implementation Unit dalam tahun 2021, sudah ada pelatihan-pelatihan perencanaan dan pemahaman dimensi BRT, termasuk lahirnya komitmen Pemerintah Kota dalam mempromosikan transportasi massal ‘hijau’,” tambahnya.
Wali Kota Makassar yang beberapa kali tampil sebagai pembicara pada event yang digelar GIZ dan Bappenas terkait ‘transportasi hijau’ menyebut bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjadi bagian dalam pengembangan transportasi massal yang ramah lingkungan, termasuk menganggarkan dana untuk mendukung inisiatif ini.
Melalui video yang dibagikan di kegiatan penutupan proyek GIZ Felicity, Danny Pomanto menyampaikan terima kasih kepada GIZ yang telah mendukung pemerintah kota melalui program peningkatkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur terkait BRT.
Pejabat Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Aruddin yang hadir dalam pertemuan in menyatakan pihaknya berharap ada hoilding daerah yang dapat mengurusi BRT ini.
“Untuk menuju ke sana perlu penguatan, perlu dukungan Bappenas, dengan mengundang Pemda provinsi, sehingga ini menjadi sebuah program skala prirortas dan dapat mengurai kemacetan,’ katanya.
Menurutnya, untuk Sulsel, sudah ada UPT Maminasata. Dia juga menyebut perlunya keterkaitan dengan sistem penganggaran Bangda.
“Perlu dikolaborasikan Bappelitbangda dan dapat menjelaskan secara detail bagaimana kerjasamanya, kerjasama bisnis kabupaten-kota di Mamminasata, dan di-support oleh Pemerintah Pusat, termasuk adanya pendampingan anggaran dari APBD,” tambahnya.
Seremoni penutupan GIZ Felicity dihadiri perwakilan Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Pemerintah Sulawesi Selatan, Pemkot Makassar, Pemkot Batam, Gowa, Takalarr hingga Maros.
Setelah penutupan proyek GIZ Felicity ini, publik menunggu seberapa konkret upaya EIB untuk meyakinkan Pemerintah Indonesia dan Pemda menginisiasi perampungan berkas dokumen dan langkah-langkah strategis ke depannya. Harapannya BRT bisa operasional, dari posisi blue book ke green book Bappenas.