PELAKITA.ID – Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar mengintensifkan sistem pengelolaan dan akses dari dan ke TPA Antang sebagai upaya agar kawasan ini bisa efektif menangani sampah dari sejumlah kecamatan.
“Saat ini kami sedang memantau proses penjernihan kolam lindi. Dari sini kami menyimpulkan, masih diperlukan sterelisasi dan menghidupkan mikroba organisme organik,” ucap Ferdi Mochtar, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar kepada Pelakita.ID, 1/5/2023.
Dia dan beberapa anggota tim memantau kolam kontrol untuk melihat kadar limbah cair di TPA.
“Sebagai upaya memastikan bahwa TPA Antang berfungsi dengan baik, kami juga mengecek proses pembukaan akses jalan untuk lokasi alternatif pembuangan sampah di TPA,” ucapnya.
Ferdi menyebut dalam dua pekan ke depan, akses sudah bisa tembus ke area belakang dan disebut bsia menampung sampah hingga 3 tahun.
“Jadi tidak ada lagi pembuangan bagian depan,” ucap Ferdi.
Menurutnya, membuka akses jalan ke belakang dimaksudkan untuk mendapatkan lokasi alternatif pembuangan sampah.
“Masih tersedia 6 hektar. Bagian depan sudah sangat berbahaya memakan korban dan sering longsor,” ucapnya.
Saat itu, di lokasi sudah ada jalur truk di TPA. Untuk mencegah longsor perlu diantisipasi dengan menggunakan karung pasir yang disusun agar tidak longsor.
Ferdi juga menyampaikan kalau pihaknya saat ini intens membangun komunikasi dengan KLHK melalui organisasi Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion di Makassar untuk pembenahan TPA Antang serta persiapan menuju proses verifikasi Adipura.
Suwardi, Kepala bidang pada Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion di Makassar ikut memberi masukan untuk tim DLH Kota Makassar.
“Kita bisa berikan tanah timbunan agar kelihatan tertutup untuk zona yang tidak aktif. Perlu kita buat zonasi dan pembagian blok, zona dan sel baik yang aktif maupun yang tidak aktif,” ucap Suwardi dari KHLH.
Menurutnya, untuk menghilangkan bau berdasarkan pengalaman di DLH Denpasar perlu menggunakan ecoenzim dan eco lindi. “Disemprotkan eco enzim atau zat Kimia yang lain,” ucapnya.
Perlu sel
Relevan dengan Suwardi, Azri Rasul juga dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion KLHK menyarankan beberapa hal yang perlu dicarikan cara atau teknis pencegahan longsor, antisipasi agar tdk menjadi bom waktu.
“Untuk area yang akan dibuka seluas 6 Ha, perlu dibagi zona pembuangan, buat dalam bentuk sel-sel atau kotak-kotal yang ditata pengaturan pembuangan,” ucapnya.
“Lalu tertibkan truk sampah agar mengisi atau membuang sampah ke sel kotak yang sudah ditetapkan dimana dilarang dibuang tempat lain, dan sampah-sampah yang ada di sel tersebut diatur atau dipadatkan dengan truk loader dan bulldozer,” ucapnya.
“Harapannya, agar sampah-sampah tersebut padat dan rata. Setelah maksimum lima hari sel tersebut ditimbuni dengan ketebalan optimum, saat penimbunan dilaksaanakan, pembuangan sampah untuk sementara ke sel lain yang sudah ditetapkan,” jelasnya.
Alasan mengapa ditimbun karena mencegah penetasan telur lalat.
“Kedua, memberi kesempatan mikro organisme melakukan penguraian atau biodegradasi secara optimum, ketiga, meminimalkan timbulan bau.,” terangnya.
Dia juga berharap agar ada gambaran lokasi dan zona yang ada.
Penulis: K. Azis